Berita Malaysia dan negara Tetangga

Loading...

4/3/19 SEDARKAH MELAYU MEROKOK ADALAH LAMBANG PENJAJAH DAN PENJARAHAN ............ (DRAFT)

Pelacuran, arak dan judi mungkin suatu pekerjaan lama yang sukar dibendung. Pelacuran katanya, adalah suatu industri tertua manusia. Agak-agak bilakah industri pelacuran bermula dan di mana? Sama juga dengan industri arak dan judi. Bilakan industri ini mulai menjadi industri dan siapa yang mula-mula memulakannya? Pelacuran, judi dan arak adalah gandingan industri tiga serangkai yang sukar dipisahkan. Inilah gandingan tiga industri yang sangat menghairah dan menghiburkan. Namun, ketiga-tiganya tampak lebih bergaya dengan wujudnya industri ke empat iaitu merokok. Pelacuran, judi, arak dan merokok adalah gandingan empat industri yang cukup mantap dan saat mereka bergabung, pasti tahap keberuntungan tinggi akan tercapai. Cuba perhatikan di mana-mana, pada saat judi, arak, rokok dan pelacuran bergabung hebat, pasti ianya akan menjadi suatu usaha yang cukup berhasil. Cuma kelanjutan dari situ muncul industri gelap berupa Pengubaha Wang Haram Money Laundering, rasuah, samun, penipuan, dan segala bentuk keganasan akan muncul.

(2) Di Negara ini, golongan mana paling ramai merokok. Rata-rata Melayu. Biar seberapa harga rokok, tetap Melayu ada jalan tersendiri untuk terus kekal merokok. Jika Rothman mahal sehingga RM15.00 sekotak, mereka boleh mendapat bekalan Gudang Garam dengan harga RM3.00 sekotak. Jika Gudang Garam melambung ke RM5.00 sekotak, mereka tetap boleh mendapat entah apa saja jenama pada harga di bawah RM2.00. Paling tidak mereka akan gintil sendiri asalkan bekalan tembakau tetap ada. Ibaratnya, rokok dan Melayu terpisah tiada. Seperti di Indonesia, rokok dan Islam harus bergandingan. Sekitar 34 peratus rakyat Indonesia merokok dan di kalangan lelaki Indonesia, 69 peratus dari mereka merokok (rujuk https://ift.tt/2TNiFiz untuk melihat kadar merokok bagi negara-negara Islam). Bagi orang Indonesia, nikmat puasa paling indah adalah saat boleh berbuka dengan merokok. Tanpa merokok, nikmat berbuka puasa pasti tidak lengkap. Tabuhan beduk berbuka puasa sudah kian menjadi tanda panggilan kenikmatan menunggu saat untuk boleh merokok.

(3) Cuba lihat The tobacco epidemic is one of the biggest public health threats the world has ever faced, killing more than 7 million people a year. More than 6 million of those deaths are the result of direct tobacco use while around 890 000 are the result of non-smokers being exposed to second-hand smoke. Around 80% of the 1.1 billion smokers worldwide live in low- and middle-income countries, where the burden of tobacco-related illness and death is heaviest. A fifth of the world's population is Muslim,and most Muslims live in areas where the prevalence of smoking is high and often increasing. But even among the many Muslims living in Europe, smoking prevalence (particularly among men) remains high. For example, in England in 2004 the overall prevalence of smoking was 40% in Bangladeshi men and 29% in Pakistani men compared with 24% among the male general population Itu bagi para perokok. Bagi bukan perokok pula Second-hand smoke is the smoke that fills restaurants, offices or other enclosed spaces when people burn tobacco products such as cigarettes, bidis and water-pipes. There are more than 4,000 chemicals in tobacco smoke, of
Loading...
which at least 250 are known to be harmful and more than 50 are known to cause cancer.

(4) Berdasarkan citing ini, jelas tembakau adalah tanaman yang diperkenalkan oleh Barat khususnya Spanyol ke seluruh dunia selepas penemuan mereka di benua Amerika. Tobacco has long been used in the Americas, with some cultivation sites in Mexico dating back to 1400–1000 BC.Many Native American tribes have traditionally grown and used tobacco. Eastern North American tribes historically carried tobacco in pouches as a readily accepted trade item, as well as smoking it, both socially and ceremonially, such as to seal a peace treaty or trade agreement. In some populations, tobacco is seen as a gift from the Creator, with the ceremonial tobacco smoke carrying one's thoughts and prayers to the Creator. Following the arrival of the Europeans to the Americas, tobacco became increasingly popular as a trade item. Hernández de Boncalo, Spanish chronicler of the Indies, was the first European to bring tobacco seeds to the Old World in 1559 following orders of King Philip II of Spain. These seeds were planted in the outskirts of Toledo, Spain more specifically in an area known as "Los Cigarrales" named after the continuous plagues of cicadas. Tobacco became so popular that the English colony of Jamestown used it as currency and began exporting it as a cash crop; tobacco is often credited as being the export that saved Virginia from ruin.Tobacco smoking, chewing, and snuffing became a major industry in Europe and its colonies by 1700.

(5) Hakikatnya, dari pemerhatian penggunaan tembakau oleh masyarakat Mesoamerica dan Amerika Selatan, penjajah-penjajah Sepanyol, Portugis, Belanda, dan British kemudiannya telah mengembangkan penggunaan tembakau ke seluruh dunia sebagai bahan upahan untuk para hamba abdi dan kuli-kuli di segala perusahaan berat mereka di seluruh tanah jajahan. Di Nusantara khasnya, rokok dan ganja dijadikan bahan upah untuk para boroh di ladang-ladang tebu, rempah ratus malah lombong-lombong. Akibatnya, khususnya di Indonesia dan Filipina, masyarakat perborohan di sana sangat terikat dengan budaya merokok agar kuat dan ulet mengabdi. Kebejatan penjajah. Rokok dijadikan bahan upah. Bahan itu mereka kuasai. Tenaga pribumi mereka peras dengan memberi upah yag cukup mengenagihkan. Saat ketagih, mereka pasti mudah diperas dan diperhambakan. Manusia seperti Jose Rizal memerdekakan Filipina, namun mereka selapasnya, tetap tidak mengerti betapa bangsa mereka terus terjajah dengan tidak membuang tabiat merokok. Samalahlah kesannya kepada industri keretek di Indonesia. Hanya beralasan bahawa industri kretek harus kekal demi masa depan industri cengkeh, maka siapapun tidak boleh menyentuh keunggulan indusri kretek. Biar rakyat Indonesia biar dari Kiyai sampe ke pemungut sampah, semua ketagih keretek tidak mengapa asalkan perkebunan cengkeh terus lestari, tanpa sedar yang untung besar bukanlah petani cengkeh tetapi ladang tembakau dan industri kretek milik asing atau bukan pribumi. Para pribumi biar kurus kering berpenyakit terus menjadi pelangan setia kretek. Indonesia merdeka dari Belanda, tetapi terjajah oleh industri kretek.......bersambung In Shaa Allah
Loading...
Back To Top